Apa sih Jejaring Sosial itu??
Jejaring sosial atau jaringan sosial adalah suatu struktur sosial yang dibentuk dari simpul-simpul (yang umumnya adalah individu atau organisasi) yang diikat dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan, dll.
Selain memiliki fungsi sebagai media interaksi sosial, situs-situs jejaring sosial punya fungsi sebagai media komunikasi yang efektif bagi pemerintah untuk mendapatkan masukan langsung dari masyarakatnya. Sudah banyak situs jejaring sosial yang terkenal, seperti Friendster, Facebook, dll. Tapi kini, ada juga model-model baru jejaring sosial yang memiliki keunikan masing-masing.



Diagram jaringan sosial.
Analisis jaringan sosial memandang hubungan sosial sebagai simpul dan ikatan. Simpul adalah aktor individu di dalam jaringan, sedangkan ikatan adalah hubungan antar aktor tersebut. Bisa terdapat banyak jenis ikatan antar simpul. Penelitian dalam berbagai bidang akademik telah menunjukkan bahwa jaringan sosial beroperasi pada banyak tingkatan, mulai dari keluarga hingga negara, dan memegang peranan penting dalam menentukan cara memecahkan masalah, menjalankan organisasi, serta derajat keberhasilan seorang individu dalam mencapai tujuannya.
Dalam bentuk yang paling sederhana, suatu jaringan sosial adalah peta semua ikatan yang relevan antar simpul yang dikaji. Jaringan tersebut dapat pula digunakan untuk menentukan modal sosial aktor individu. Konsep ini sering digambarkan dalam diagram jaringan sosial yang mewujudkan simpul sebagai titik dan ikatan sebagai garis penghubungnya
Sejarah Jejaring Sosial
Sejak komputer dapat dihubungkan satu dengan lainnya dengan adanya internet banyak upaya awal untuk mendukung jejaring sosial melalui komunikasi antar komputer.
Situs jejaring sosial diawali oleh Classmates.com pada tahun 1995 yang berfokus pada hubungan antar mantan teman sekolah dan SixDegrees.com pada tahun 1997 yang membuat ikatan tidak langsung. Dua model berbeda dari jejaring sosial yang lahir sekitar pada tahun 1999 adalah berbasiskan kepercayaan yang dikembangkan oleh Epinions.com, dan jejaring sosial yang berbasiskan pertemanan seperti yang dikembangkan oleh Uskup Jonathan yang kemudian dipakai pada beberapa situs UK regional di antara 1999 dan 2001. Inovasi meliputi tidak hanya memperlihatkan siapa berteman dengan siapa, tetapi memberikan pengguna kontrol yang lebih akan isi dan hubungan. Pada tahun 2005, suatu layanan jejaring sosial MySpace, dilaporkan lebih banyak diakses dibandingkan Google dengan Facebook, pesaing yang tumbuh dengan cepat.
Jejaring sosial mulai menjadi bagian dari strategi internet bisnis sekitar tahun 2005 ketika Yahoo meluncurkan Yahoo! 360°. Pada bulan juli 2005 News Corporation membeli MySpace, diikuti oleh ITV (UK) membeli Friends Reunited pada Desember 2005. Diperkirakan ada lebih dari 200 situs jejaring sosial menggunakan model jejaring sosial ini.
Layanan Jejaring Sosial
Banyak layanan jejaring sosial berbasiskan web yang menyediakan kumpulan cara yang beragam bagi pengguna untuk dapat berinteraksi seperti chat, messaging, email, video, chat suara, share file, blog, diskusi grup, dan lain-lain. Umumnya jejaring sosial memberikan layanan untuk membuat biodata dirinya. Pengguna dapat meng-upload foto dirinya dan dapat menjadi teman dengan pengguna lainnya. Beberapa jejaring sosial memiliki fitur tambahan seperti pembuatan grup untuk dapat saling sharing didalamnya.

date Kamis, 24 Desember 2009

Dukung Pulau Komodo jadi 7 Keajaiban Dunia
(Vote on www.new7wonders.com)
Pemerintah terus melakukan promosi agar Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur, masuk dalam tujuh keajaiban dunia. Saat ini, taman nasional yang lebih dikenal dengan Pulau Komodo itu sudah berada di peringkat 4 besar finalis.

Demikian disampaikan Direktur Jenderal Pemasaran Diskespar RI Sapta Nirwandar, Jumat 24 Juli 2009. "Kami harapkan masyarakat Indonesia ikut memilih Pulau Komodo supaya masuk dalam tujuh keajaiban karena voter-lah penentunya," kata dia dalam diskusi di TVone.
Menurut Sapta, saingan terberat Pulau Komodo diantaranya hutan Amazon (Brazil) dan Black Forest (Jerman). "Kita punya waktu sampai 2011 untuk memilih dan membuat Pulau Komodo masuk dalam tujuh keajaiban dunia," jelasnya.
Munculnya Pulau Komodo
Pada tahun 1910-an awal, armada Belanda yang bermarkas di Flores, sebuah pulau kecil di wilayah Kepulauan Sunda Lasser (sekarang jajaran Kepulauan Flores, Nusa Tenggara) lalu Letnan Steyn van Hensbroek, seorang pejabat Administrasi Kolonial Belanda di kawasan Flores menemukan seekor makhluk misterius yang mendiami kepulauan tersebut. Bentuknya seperti menyerupai kadal. Satwa itu kemudian dipotret (didokumentasikan) oleh Peter A Ouwens, Direktur Zoological Museum and Botanical Gardens Bogor, Jawa. Inilah dokumentasi pertama tentang komodo.
Komodo termasuk jenis kadal monitor (monitor lizard) di kelas reptilia. Hasil penelitiannya ini kemudian dipublikasikan pada koran terbitan tahun 1912. Dalam pemberitaan itu, Ouwens memberi saran nama pada kadal raksasa itu Varanus komodoensis sebagai pengganti julukan Komodo Dragon (Naga Komodo).
Sadar arti penting komodo sebagai satwa langka, Pemerintah Belanda mengeluarkan peraturan proteksi terhadap komodo dan Pulau Komodo pada 1915. Jadilah kawasan itu sebagai wilayah konservasi komodo.
Temuan komodo sebagai legenda naga yang hidup, memancing rasa ingin tahu dunia internasional. Beberapa ekspedisi ilmiah dari berbagai negara secara bergilir melakukan penelitian di Pulau Komodo.
Komodo Termasuk Makhluk PraSejarah
Pada 1926 , usai Perang Dunia I sebuah ekspedisi ilmiah dirancang unutk meneliti komodo, ekspedisi yang dipimpin W Douglas Burden dari American Museum of Natural History dengan perangkat penelitian termodern, melakukan penelitian selama berbulan-bulan.
Sebanyak 27 ekor komodo ditangkap dalam ekspedisi tersebut..Mereka melakukan bedah anatomi dan identifikasi spesies. Dari sinilah laporan ilmiah pertama yang lengkap tentang komodo dibuat.
Dideskripsikan bahwa komodo memiliki kepala yang besar dan kuat, memiliki sepasang mata yang bersinar, kulitnya keras, tebal dan liat. Memiliki kelambir kulit berkerut di bawah lehernya.
Bentuknya mirip dengan biawak, dengan empat kaki yang gemuk besar dan ekor yang juga gemuk besar panjang. Memiliki 26 gigi yang tajam, masing-masing berukuran 4 cm, memiliki lidah bercabang yang berwarna merah cerah. Jika dilihat dari kejauhan, lidah yang dijulurkan akan mirip api, karena komodo sering menjulurkan lidahnya seperti ular.
Komodo juga pemburu handal. Ia mengandalkan gigitan dan racun bakteri pada ludahnya untuk melumpuhkan mangsa. Ia akan mengikuti mangsanya yang sudah terluka selama berhari-hari, sampai akhirnya mati, barulah ia menyantapnya. Sebagai karnivora dan scavenger (pemakan bangkai), komodo memang hanya ditemui di Pulau Komodo, Pulau Rinca, Pulau Padar, Gili Motang, Owadi dan Samiin. Komodo juga diketahui sebagai hewan yang jago berenang.
Penemuan Fosil Komodo Di Australia
Pada pertengahan abad 20, di Australia ditemukan fosil makhluk purba yang setelah diteliti sangat mirip dengan komodo. Berdasarkan uji karbon, fosil itu diyakini berasal dari masa 60-30 juta tahun lalu. Ini berarti komodo pernah menghuni daratan Australia di masa prasejarah. Namun peneliti masih dibingungkan dengan hubungan Pulau Komodo dengan fosil komodo dari Australia. Walau sejarah geologi bumi menunjukkan bahwa dulunya Australia dan beberapa kepulauan Indonesia adalah satu lempeng, namun Pulau Komodo diperkirakan terbentuk sekitar 1 juta tahun silam. Sementara berdasarkan penelitian, komodo prasejarah sudah punah setidaknya 30 juta tahun lalu, sebelum Pulau Komodo terbentuk.
Komodo Hanya Ada Di Kepulauan Flores
Komodo adalah hewan asli Kepulauan Flores, Nusa Tenggara. Pulau yang paling banyak ditempati komodo ini diberi nama sesuai dengan nama hewan ini saat ditemukan pada 1910, yakni Pulau Komodo (Komodo Island).
Kadal-kadal raksasa ini termasuk hewan yang nyaris punah dengan jumlah populasi di alam liar kurang dari 4.000 ekor. Untuk melindungi komodo, pada 1980 disepakati untuk membentuk kawasan konservasi dalam bentuk Taman Nasional Komodo di Pulau Komodo dan pulau-pulau kecil di sekitarnya.
Sebaran dan populasi komodo dalam tiga dasawarsa terakhir ini semakin menurun dan keberadaannya semakin terancam, terutama akibat kegiatan perburuan rusa, sebagai mangsa utamanya. Bahkan populasi di Pulau Padar diketahui telah hilang sejak akhir 1990-an, padahal pada awal tahun 1980-an, komodo masih dapat dijumpai di sana. Perhatian dan upaya konservasi spesies ini perlu diberikan secara khusus, karena populasi komodo diambang kepunahan.
Bagi sebagian penduduk di Pulau Komodo, hewan ini dianggap lebih berbahaya terhadap manusia daripada buaya, karena kandungan bakteri pada air liurnya yang dapat menyebabkan infeksi berat.
Biasanya, musim kawin komodo terjadi antara Juni-Juli. Pada Agustus, komodo betina akan menggali sarang berupa gundukan bekas sarang burung Gosong (Megapodius reindwardt) di bukit dan sarang lubang di tanah, untuk menyimpan telurnya yang dapat mencapai 38 butir. Telur komodo biasanya dijaga oleh induknya, namun anak yang baru lahir pada bulan Februari atau Maret tidak dijaga, malah sering dimakan.
Komodo membutuhkan lima tahun untuk tumbuh sampai ukuran dua meter dan dapat terus hidup sampai 30 tahun. Memasuki 4-5 tahun adalah masa awal kematangan komodo secara seksual.

date

Batik Indonesia Resmi Di Akui UNESCO
UNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober 2009.
UNESCO mengakui batik Indonesia bersama dengan 111 nominasi mata budaya dari 35 negara, dan yang diakui dan dimasukkan dalam Daftar Representatif sebanyak 76 mata budaya.
Batik merupakan warisan nenek moyang Indonesia ( Jawa ) yang sampai saat ini masih ada. Batik juga pertama kali diperkenalkan kepada dunia oleh Presiden Soeharto, yang pada waktu itu memakai batik pada Konferensi PBB.
Apa Sih Batik Itu?
Kata "batik" berasal dari gabungan dua kata bahasa Jawa: "amba", yang bermakna "menulis" dan "titik" yang bermakna "titik".
Sejarah Munculnya Batik
Batik adalah salah satu cara pembuatan bahan pakaian. Selain itu batik bisa mengacu pada dua hal. Yang pertama adalah teknik pewarnaan kain dengan menggunakan malam untuk mencegah pewarnaan sebagian dari kain. Dalam literatur internasional, teknik ini dikenal sebagai wax-resist dyeing. Pengertian kedua adalah kain atau busana yang dibuat dengan teknik tersebut, termasuk penggunaan motif-motif tertentu yang memiliki kekhasan. Batik Indonesia, sebagai keseluruhan teknik, teknologi, serta pengembangan motif dan budaya yang terkait.
Sejarah Teknik Batik
Seni pewarnaan kain dengan teknik pencegahan pewarnaan menggunakan malam adalah salah satu bentuk seni kuno. Penemuan di Mesir menunjukkan bahwa teknik ini telah dikenal semenjak abad ke-4 SM, dengan diketemukannya kain pembungkus mumi yang juga dilapisi malam untuk membentuk pola. Di Asia, teknik serupa batik juga diterapkan di Tiongkok semasa Dinasti T'ang (618-907) serta di India dan Jepang semasa Periode Nara (645-794). Di Afrika, teknik seperti batik dikenal oleh Suku Yoruba di Nigeria, serta Suku Soninke dan Wolof di Senegal. Di Indonesia, batik dipercaya sudah ada semenjak zaman Majapahit, dan menjadi sangat populer akhir abad XVIII atau awal abad XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad XX dan batik cap baru dikenal setelah Perang Dunia I atau sekitar tahun 1920-an.
Walaupun kata "batik" berasal dari bahasa Jawa, kehadiran batik di Jawa sendiri tidaklah tercatat. G.P. Rouffaer berpendapat bahwa tehnik batik ini kemungkinan diperkenalkan dari India atau Srilangka pada abad ke-6 atau ke-7. Di sisi lain, J.L.A. Brandes (arkeolog Belanda) dan F.A. Sutjipto (arkeolog Indonesia) percaya bahwa tradisi batik adalah asli dari daerah seperti Toraja, Flores, Halmahera, dan Papua. Perlu dicatat bahwa wilayah tersebut bukanlah area yang dipengaruhi oleh Hinduisme tetapi diketahui memiliki tradisi kuna membuat batik.
G.P. Rouffaer juga melaporkan bahwa pola gringsing sudah dikenal sejak abad ke-12 di Kediri, Jawa Timur. Dia menyimpulkan bahwa pola seperti ini hanya bisa dibentuk dengan menggunakan alat canting, sehingga ia berpendapat bahwa canting ditemukan di Jawa pada masa sekitar itu.
Legenda dalam literatur Melayu abad ke-17, Sulalatus Salatin menceritakan Laksamana Hang Nadim yang diperintahkan oleh Sultan Mahmud untuk berlayar ke India agar mendapatkan 140 lembar kain serasah dengan pola 40 jenis bunga pada setiap lembarnya. Karena tidak mampu memenuhi perintah itu, dia membuat sendiri kain-kain itu. Namun sayangnya kapalnya karam dalam perjalanan pulang dan hanya mampu membawa empat lembar sehingga membuat sang Sultan kecewa. Oleh beberapa penafsir, serasah itu ditafsirkan sebagai batik.
Dalam literatur Eropa, teknik batik ini pertama kali diceritakan dalam buku History of Java (London, 1817) tulisan Sir Thomas Stamford Raffles. Ia pernah menjadi Gubernur Inggris di Jawa semasa Napoleon menduduki Belanda. Pada 1873 seorang saudagar Belanda Van Rijekevorsel memberikan selembar batik yang diperolehnya saat berkunjung ke Indonesia ke Museum Etnik di Rotterdam dan pada awal abad ke-19 itulah batik mulai mencapai masa keemasannya. Sewaktu dipamerkan di Exposition Universelle di Paris pada tahun 1900, batik Indonesia memukau publik dan seniman.
Semenjak industrialisasi dan globalisasi, yang memperkenalkan teknik otomatisasi, batik jenis baru muncul, dikenal sebagai batik cap dan batik cetak, sementara batik tradisional yang diproduksi dengan teknik tulisan tangan menggunakan canting dan malam disebut batik tulis. Pada saat yang sama imigran dari Indonesia ke Persekutuan Malaya juga membawa batik bersama mereka.
Baju Batik di Indonesia
Pada awalnya baju batik kerap dikenakan pada acara acara resmi untuk menggantikan jas. Tetapi dalam perkembangannya apda masa Orde Baru baju batik juga dipakai sebagai pakaian resmi siswa sekolah dan pegawai negeri (batik Korpri) yang menggunakan seragam batik pada hari Jumat. Perkembangan selanjutnya batik mulai bergeser menjadi pakaian sehari-hari terutama digunakan oleh kaum wanita. Pegawai swasta biasanya memakai batik pada hari kamis atau jumat.
Jenis batik
Batik tulis adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik menggunakan tangan. Pembuatan batik jenis ini memakan waktu kurang lebih 2-3 bulan.
Batik cap adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik yang dibentuk dengan cap ( biasanya terbuat dari tembaga). Proses pembuatan batik jenis ini membutuhkan waktu kurang lebih 2-3 hari.
batik saring,
batik celup,
batik terap.

date

Aksi Tanam Seribu Pohon

Dalam upaya mendukung antisipasi pemanasan global, beberapa partisispan telah melakukan gerakan tanam seribu pohon. Pohon-pohon yang ditaman sangat bermanfaat bagi penghijauan di daerah sekitar kita khususnya di jakarta. Di artikel ini terdapat beberapa orang yang sudah mengerti arti dari Aksi Tanam Seribu Pohon dan manfaatnya.
Sumber-sumber yang didapat dari:
Kompas Rabu, 14 November 2007 - 16:21 wib


“Seribu Pohon untuk Hijaunya Senayan”
Kompas Rabu, 14 November 2007 - 16:21 wib
JAKARTA, KCM - Ada suasana berbeda di kawasan Gelora Bung Karno Senayan pada Minggu (11/11) pagi lalu. Kompleks yang biasanya ramai dengan berbagai aktivitas olahraga itu tampak lebih semarak dari biasanya. Pemandangan sekumpulan orang berjoging atau yang sekedar berjalan santai menghirup sejuknya hawa memang sudah biasa mewarnai setiap sudut kawasan Gelora Senayan di hari libur.
Namun yang tampak mencolok di pagi itu adalah ribuan pengendara sepeda berseragam hijau. Bagaikan kumpulan semut, mereka dengan teratur menyerbu Plaza Utara Gelora Bung Karno setelah sebelumnya menyusuri beberapa jalan utama di sekitar Senayan. Sebanyak 2.500 pengendara sepeda ini adalah anggota komunitas sepeda dari wilayah Jakarta, Tangerang, Depok, Bekasi, dan Bogor.
Kedatangan mereka dengan mengayuh sepeda ke kawasan ini tentu bukannya tanpa maksud. Pagi itu, bersama ratusan masyarakat lainnya mereka berbaur untuk melakukan penanaman pohon di sekitar kawasan Gelora Bung Karno. Aksi masyarakat dan komunitas sepeda ini pun terasa lebih spesial karena di antara mereka hadir Menteri Negara Lingkungan Hidup Rahmat Witoelar dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Prijanto.
Kegiatan yang diberi nama "Aksi Hijau Senayan Jakarta 2007" ini sebenarnya merupakan kolaborasi antara kegiatan bersepeda santai (funbike) dan gerakan penghijauan. Aksi ini tercipta atas prakarsa Kompas Gramedia (KG) yang didukung penuh oleh Honda Prospect Motor (HPM) dan Riau Andalan Pulp and Paper, dua perusahaan yang mempunyai komitmen dalam pelestarian lingkungan.
Aksi penghijauan diawali dengan penanaman pohon palem sadeng dan kepel secara secara simbolis oleh Rachmat Witoelar bersama Prijanto, Presiden Direktur Honda Prospect Motor (HPM) Yukihiro Aoshima, Direktur Utama Riau Andalan Pulp and Paper Rudi Fajar, serta Corporate Executive Officer Kompas Gramedia Agung Adiprasetyo. Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan aksi penanaman sekitar 1.000 pohon di lima kawasan Senayan oleh ratusan masyarakat termasuk komunitas bersepeda.

Kenapa Tanam seribu pohon ini di Senayan?

Terpilihnya Senayan menjadi sasaran program penghijauan karena kawasan ini merupakan pusat kegiatan warga masyarakat untuk berbagai aktivitas, khususnya olahraga. Senayan juga terbilang sebagai salah satu wilayah paling hijau dan menjadi paru-paru Ibukota sehingga tingkat keasriannya harus tetap dijaga.
Di samping itu, Senayan juga tercatat sebagai habitat bagi puluhan jenis burung yang menghuni kawasan ini. Ada ribuan burung yang menggantungkan hidupnya dari pohong-pohon rindang yang tumbuh di sekitar Senayan. Oleh karena itu, melalui aksi penghijauan seperti inilah pohon-pohon yang sudah tua dapat diremajakan. Lahan-lahan yang masih kosong juga dapat dihijaukan dengan berbagai jenis tanaman berbiji yang menjadi tempat hidup sekaligus sumber makanan burung.
Pohon-pohon yang ditanam dalam aksi ini memang tak hanya berbiji, namun beberapa di antaranya tergolong pohon langka. Sebut saja, palem sadeng (Livistona rotundifolia), pohon kepel (Stelechocarpus burahol), sawo kecik (Manilkara kauki) atau trembesi (Samanea saman). Ada pula kersen (Mutingia calabura), cemara angin (Casuarinas avisatifolia), tanjung (Mimusops elengi), dan beringin (Ficus benyamina). Pohon yang ditanam umumnya telah berusia lebih dari 2 tahun dengan tinggi rata-rata 2 meter.




Menteri Negara Lingkungan Hidup Rahmat Witoelar dan Presdir PT HPM Yukihiro Aoshima melakukan penanaman pohon secara simbolis dalam kegiatan Aksi Hijau Senayan Jakarta 2007.




“Aksi Penanaman Seribu Pohon Bakau”



Sebagai upaya untuk melestarikan hutan bakau yang ada di Indonesia, dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia Kementerian Lingkungan Hidup, bekerja sama Departemen Kehutanan, Wahana Lingkungan Hidup (Walhi), Mapala Tribuana dari Universitas Yarsi dan D Radio melakukan aksi penanaman seribu pohon bakau (Mangroove) di Muara Angke Jakarta Utara.

Kegiatan yang diikuti berbagai elemen masyarakat peduli lingkungan termasuk Fans Club D Radio (D’Club) yang mengerahkan sekitar seratus orang dalam upaya ikut melestarikan keanekaragaman hayati yang ada di Indonesia ini juga dihadiri mantan Menteri Kehutanan Dr Hasrul Harahap yang turut membaur menanam Mangroove yang bermanfaat ganda, selain untuk mencegah terjadinya abrasi juga untuk menjaga ekosistem lingkungan, khususnya di wilayah DKI Jakarta.

Terlebih dengan semakin banyaknya pembangunan hunian di wilayah pinggiran pantai, telah menyebabkan rusaknya ekosistem lingkungan pantai. Bila hal ini tidak segera diambil langkah-langkah perbaikan, lingkungan Jakarta khususnya wilayah pantai akan semakin tercemar terutama oleh limbah industri.
Penanaman mangroove merupakan salah satu bagian dari upaya menuju kesadaran lingkungan tersebut. Mengingat kelestarian hutan bakau di Jakarta yang terus terkikis pembangunan yang tidak mengedepankan lingkungan. Dengan diperingatinya hari lingkungan ini diharapkan dapat mengikat berbagai pihak untuk turut terlibat dalam upaya-upaya penyelamatan lingkungan yang tidak saja mempengaruhi masalah sosial tapi juga kebijakan pemerintah dalam upaya pembangunan.

Sinergi dalam gerakan lingkungan antara organisasi-organisasi non politik peduli lingkungan, pencinta alam, pers, pemerintah dan swasta dan masyarakat luas harus sudah menjadi agenda bersama, karena permasalahan lingkungan adalah permasalahan bersama yang membutuhkan kinerja, pemikiran dan konsep bersama untuk satu masalah lingkungan hidup.

Kegiatan ini selain dimaksudkan untuk menyebarkan fakta-fakta kerusakan lingkungan hidup terutama di DKI Jakarta dan sekitarnya, juga untuk memupuk kesadaran masyarakat untuk mau mengerti apa pentingnya lingkungan yang harmonis di waktu sekarang dan masa yang akan datang. Bukan hanya itu, kegiatan ini juga dimaksudkan untuk membentuk kesadaran humanistis dan environmental sebagai wujud keprihatinan bersama atas makin tergerusnya alam lingkungan di negeri ini.

date Rabu, 11 November 2009

1. Pendahuluan

Beberapa Sistem Informasi yang berbasis Sistem Pendukung Keputusan, sebagian besar mereka membutuhkan banyak sekali tablespace untuk datanya. Dalam perkembangan sistem tersebut, kebutuhan akan discspace juga semakin banyak. Sekarang ini, data warehousing yang menggunakan data mencapai terrabytes data sudah mulai bermunculan. Untuk membantu mengatasi isu yang berkembang seperti itu, ada feature baru di dalam Oracle 9i yang diperkenalkan tentang Kompresi Tabelspace. Dengan feature tersebut, tablespace untuk data dapat dikurangi dan performance dari database dapat ditingkatkan.
Feature dari Oracle 9i ini bekerja dengan mengeliminasi data-data terduplikasi yang ditemukan dalam tabel-tabel pada database. Kompresi ini bekerja pada level database blok. Ketika database terdefinisikan secara terkompres, maka database tersebut akan memesan space pada tiap blok database untuk menyimpan satu dari beberapa kemunculan data yang sama pada blok tersebut. Space ini dinamakan tabel simbol. Data yang tertata untuk kompresi tersebut disimpan hanya pada tabel simbol dan bukan pada baris-baris database tersebut sendiri. Ini berarti bahwa, akan ada satu atau lebih pointer yang muncul untuk menunjukkan data sebenarnya pada tabel simbol,
disamping data itu sendiri.
Hasil lain dari tabel kompresi ini adalah sebuah transparasi untuk user dan para pengembang aplikasi. Pada pengembang mampu mengakses tabel-tabel terkompres tersebut tanpa menghiraukan kondisinya (terkompres atau tidak), sehingga query-query SQL tidak perlu berubah ketika sudah didefinisikan diawal pembuatan tabel. Tabel terkompres ini didefinisikan oleh pada administrator atau perancang database, dengan melibatkan sedikit pengembang maupun pemakai.

untuk selanjutnya klick!!!

date Jumat, 06 November 2009

GDSS
(Group Decision Support System)







Oleh:
Ringga Parlian Putra
17109233
4 KA 18


Group Decision Support System – GDSS


Definisi SPK (Sistem Penunjang Keputusan):
Suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi pemecahan masalah maupun kemampuan komunikasi dalam memecahkan masalah.

Definisi GDSS :
Sistem Pendukung Keputusan kelompok yang berusaha memperbaiki komunikasi di antara para anggota kelompok dengan menyediakan lingkungan yang mendukung dan mendukung para pengambil keputusan dengan menyediakan perangkat lunak GDSS yang disebut groupware.

Pembahasan :
Contoh pertama atau aplikasi untuk sebuah groupware adalah GDSS, yang adalah singkatan G roup D ecision S upport S ystem. Ada semacam sistem GDS didukung oleh Fakultas Management di Universitas kami. Semacam ini sama-sama waktu-tempat konferensi yang berorientasi pada pertemuan bisnis dan pengambilan keputusan.
The GDSS dimulai awalnya dari Sistem Informasi Manajemen di University of Arizona. Beberapa jenis masalah selalu diamati yang berkaitan lebih banyak dengan pertemuan besar dibandingkan dengan pertemuan-pertemuan kecil. Dengan pertemuan besar kita maksud pertemuan dengan biasanya lebih dari 15 peserta, tetapi dapat pergi lebih jauh bahwa, misalnya 40 atau bahkan 50. Beberapa masalah yang diidentifikasi adalah:
• memakan waktu;
• dominasi atas pertemuan dan
• kejujuran dan partisipasi.
Yang lebih rinci tentang masalah ini dapat ditemukan di sini. Namun, penting untuk menyadari bahwa kita tidak karena itu mencoba untuk mengatakan bahwa pertemuan kecil tidak memiliki masalah di atas ini; masalah-masalah ini yang disebutkan ada dalam setiap jenis rapat, tapi kami hanya mencoba menekankan bahwa mereka lebih sering ditemukan dalam pertemuan-pertemuan besar. Rapat ukuran kecil cenderung lebih mudah dikontrol daripada pertemuan besar.
Dalam lingkungan GDSS, biasanya ada sebuah ruangan besar dengan sesuatu seperti 40 kursi, yang berarti bahwa 40 orang bisa pada pertemuan pada suatu waktu. Ada tidak hanya 40 kursi, tetapi juga 40 mikrokomputer. Hal ini memungkinkan setiap peserta untuk memiliki penggunaan satu komputer mikro selama pertemuan. Alasan mengapa masing-masing peserta membutuhkan komputer mikro tergantung pada bagaimana GDSS bekerja.
Dalam GDSS, dengan perangkat lunak komputer khusus, fasilitator dari setiap pertemuan akan membuat agenda pertama rapat, yang akan diproyeksikan ke layar besar bahwa setiap orang dapat melihat. Kemudian para peserta akan tipe secara bersamaan dalam ide-ide dari topik diskusi pada mikrokomputer individu di samping mereka. Kemudian komputer akan menyortir ide-ide, dan kemudian para peserta akan memilih atau komentar pada ide-ide yang mereka sukai atau mereka tidak suka. Dalam perjalanan dari seluruh pertemuan, GDSS toko, mengkategorikan dan mencetak keluar semua ide, komentar dan menghitung suara, sehingga masing-masing peserta rapat akan mendapatkan ringkasan dari pertemuan ketika berakhir.
Apa istimewanya GDSS adalah bahwa hal itu memungkinkan peserta rapat untuk secara bersamaan "berbicara", ketika jenis komputer dan mengirimkan ide-ide untuk masing-masing terminal, semua pada waktu yang sama. Yang menyelamatkan sejumlah besar waktu, karena semua ini dapat dilakukan secara elektronik dan bukan secara manual, dan waktu yang disimpan akan memungkinkan para peserta untuk menghabiskan waktu lebih banyak memanipulasi dan mengekspresikan ide-ide mereka. Ini akibatnya dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi kelompok. Memakan waktu yang manfaat juga memiliki bonus tambahan: ketika produktivitas dan efisiensi dalam rapat meningkat, kemungkinan bahwa semangat tim dapat dikonsolidasikan, sehingga menghasilkan peningkatan kekuatan mengikat di antara anggota tim.
Selain itu, di bawah ini GDSS, tak seorang pun dapat mendominasi pertemuan. Hal ini karena fitur lain GDSS. GDSS menyediakan skema anonim, sehingga apa pun yang Anda ketik di terminal (yaitu pendapat anda) akan dilindungi. Dalam keadaan ini, tidak ada yang benar-benar tahu siapa yang mengetik apa. Karena itu, tak seorang pun dapat mendominasi pertemuan. Dalam kasus terburuk, kita dapat mengatakan "beberapa ide" yang mendominasi pertemuan, tapi ini baik-baik saja karena ini adalah sebagai Sebenarnya tujuan dari suatu GDSS: untuk membantu peserta rapat menyuarakan pendapat mereka dari pola pikir yang berorientasi ide. Sebagai contoh, hanya karena Anda memiliki prasangka buruk terhadap orang A tidak berarti bahwa Anda akan menolak gagasan yang diusulkan dalam rapat, karena Anda tidak tahu siapa yang mengusulkan gagasan itu!!
Selain itu, skema anonimitas ini juga akan membantu anggota tim mereka yang malu untuk menyuarakan pendapat. Dan dengan anonimitas, orang-orang cenderung lebih jujur, sama seperti yang Anda akan mengatakan lebih banyak dan lebih jujur pada formulir evaluasi profesor jika Anda tahu apa yang Anda tulis tidak akan mempengaruhi nilai akhir Anda pada kursus. Hal ini, tentu saja, adalah karena Anda tahu Anda tidak perlu khawatir tentang konsekuensi.
Namun, apakah ini anonimitas itu baik atau tidak dapat menjadi sangat kontroversial. Keberhasilan pertemuan didukung oleh GDSS sangat tergantung pada perilaku para peserta.


Sistem Pendukung Keputusan Berkelompok:
- Konsep GDSS (Group Decision Support System), merupakan sistem berbasis computer yang mendukung kelompok-kelompok orang yang terlibat dalam suatu tugas bersama dan menyediakan interface bagi suatu lingkungan yang digunakan bersama. Istilah lainnya : GSS (group support system), CSCW (computer support cooperative work), CCWS (Computerized collaborative work support), EMS (electronic meeting system). Perangkat lunak yang digunakan disebut groupware.
- GDSS berkontribusi memecahkan masalah.
Komunikasi yang lebih baik memungkinkan keputusan yang lebih baik. GDSS berkontribusi memecahkan masalah dengan menyediakan suatu pengaturan yang mendukung komunikasi.

Pengaturan Lingkungan GDSS:
Ruang Keputusan, merupakan pengaturan untuk rapat kelompok kecil secara tatap muka. Ruangan tersebut medukung komunikasi melalui kombinasi perabot, peralatan dan tata letak.
Jaringan Keputusan Setempat (LAN), jika kelompok kecil tidak mungkin bertemu secara tatap muka, maka para anggota dapat berinteraksi melalui jaringan. Pertemuan Legislatif, jika kelompok terlalu besar untuk ruang keputusan, maka pertemuan legislative diperlukan. Konferensi Bermedia Komputer, beberapa aplikasi kantor virtual memungkinkan komunikasi antara kelompok-kelompok besar dengan anggota yang tersebar secara geografis.

JENIS GDSS:

a) sistem pengelolaan koneksi:
- Menyediakan mekanisme fisik melalui mana orang-orang yang terlibat dalam suatu keputusan dapat berkomunikasi.
- Misalnya: WAN arsitektur.
b) manajemen komunikasi:
- Meningkatkan arus informasi melalui fasilitas untuk menyimpan, reply, forward dll.
- Misalnya paket surat elektronik dan grup diskusi.
c) sistem manajemen konten.
- Memberikan kecerdasan dalam proses routing - sistem mengetahui di mana dokumen pergi
setelah pengguna saat ini berakhir dengan itu, atau di mana pesan harus pergi sekali
itu dimasukkan.
- Misalnya keputusan sistem konferensi.
d) proses manajemen
- Mengingat isi informasi dalam aliran dalam memutuskan apa yang harus
hubungannya dengan manajemen.


Keuntungan GDSS:
• Anonimitas - mengusir rasa takut yang menyebabkan keputusan yang lebih baik dari berbagai pengambil keputusan hierarki
• Parallel Komunikasi - menghilangkan memonopoli memberikan peningkatan partisipasi, keputusan yang lebih baik
• Pencatatan otomatis - tidak perlu mencatat, mereka secara otomatis dicatat
• Kemampuan untuk rapat virtual - hanya perlu perangkat keras, perangkat lunak dan orang-orang yang terhubung
• Portabilitas - Dapat dibentuk untuk menjadi portable ke laptop
• Potensi global - Orang bisa terhubung di seluruh dunia
• Tidak perlu untuk guru komputer - meskipun beberapa pengalaman dasar adalah suatu keharusan

Kekurangan GDSS:
• Biaya-biaya infrastruktur untuk menyediakan perangkat keras dan perangkat lunak / kamar / konektivitas jaringan bisa sangat mahal.
• Keamanan - terutama benar ketika perusahaan sewa fasilitas untuk GDSS; juga, fasilitator mungkin tingkat yang lebih rendah karyawan yang dapat membocorkan informasi kepada rekan.
• Kegagalan teknis - daya yang hilang, kehilangan konektivitas, sangat bergantung pada bandwidth dan LAN / WAN infrastruktur - baik sistem setup harus meminimalkan risiko ini.
• Keyboard Keterampilan - dikurangi partisipasi dapat mengakibatkan karena frustrasi.
• Pelatihan - kurva belajar hadir bagi pengguna, bervariasi dengan situasi.
• Persepsi pesan - kurangnya komunikasi verbal bisa mengakibatkan salah tafsir.

Kemiripan Antara GDSS dan DSS:
• Keduanya menggunakan model, data dan perangkat lunak yang user-friendly
• Keduanya interaktif dengan "bagaimana-jika" kemampuan
• Keduanya menggunakan data internal dan eksternal
• Keduanya memungkinkan pembuat keputusan untuk mengambil peran aktif
• Keduanya memiliki sistem fleksibel
• Keduanya memiliki output grafis

Implikasi masa depan GDSS:
• Mengintegrasikan ke dalam kerangka kerja perusahaan yang ada.
• GDSS membawa perubahan yang harus dikelola.
• GDSS akan menggabungkan Artificial Intelligence and Expert Systems - software akan "belajar" dan membantu pengguna membuat keputusan yang lebih baik.
• Penurunan biaya akan memungkinkan banyak organisasi untuk menggunakan GDSS.
• Meningkatkan pelaksanaan GDSS dengan pelanggan.
• Suara Pelanggan kebutuhan mereka dalam lingkungan yang tidak mengancam.


date Kamis, 05 November 2009

PMI



Nama : Ringga Parlian Putra

NPM : 17109233

Kelas : 4 KA 18




PALANG MERAH INDONESIA (PMI)

Sejarah

Berdirinya Palang Merah di Indonesia sebetulnya sudah dimulai sebelum Perang Dunia II, tepatnya 12 Oktober 1873.Pemerintah Kolonial Belanda mendirikan Palang Merah di Indonesia dengan nama Nederlandsche Roode Kruis Afdeeling Indiƫ (NERKAI) yang kemudian dibubarkan pada saat pendudukan Jepang.

Perjuangan mendirikan Palang Merah Indonesia (PMI) diawali 1932. Kegiatan tersebut dipelopori dr RCL Senduk dan dr Bahder Djohan dengan membuat rancangan pembentukan PMI. Rancangan tersebut mendapat dukungan luas terutama dari kalangan terpelajar Indonesia, dan diajukan ke dalam Sidang Konferensi Narkei pada 1940, akan tetapi ditolak mentah-mentah.

Rancangan tersebut disimpan menunggu saat yang tepat. Seperti tak kenal menyerah pada saat pendudukan Jepang mereka kembali mencoba untuk membentuk Badan Palang Merah Nasional, namun sekali lagi upaya itu mendapat halangan dari Pemerintah Tentara Jepang sehingga untuk yang kedua kalinya rancangan tersebut kembali disimpan.

Proses pembentukan PMI dimulai 3 September 1945 saat itu Presiden Soekarno memerintahkan Dr Boentaran (Menkes RI Kabinet I) agar membentuk suatu badan Palang Merah Nasional. Dibantu Panitia lima orang terdiri atas dr R Mochtar sebagai Ketua, dr Bahder Djohan sebagai Penulis dan tiga anggota panitia yaitu dr Djoehana Wiradikarta, dr Marzuki, dr Sitanala, mempersiapkan terbentuknya Perhimpunan Palang Merah Indonesia. Tepat sebulan setelah kemerdekaan RI, 17 September 1945, PMI terbentuk. Peristiwa bersejarah tersebut hingga saat ini dikenal sebagai Hari PMI.

Peran PMI adalah membantu pemerintah di bidang sosial kemanusiaan, terutama tugas kepalangmerahan sebagaimana dipersyaratkan dalam ketentuan Konvensi-Konvensi Jenewa 1949 yang telah diratifikasi oleh pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1958 melalui UU No 59. Sebagai perhimpunan nasional yang sah, PMI berdiri berdasarkan Keputusan Presiden No 25 tahun 1925 dan dikukuhkan kegiatannya sebagai satu-satunya organisasi perhimpunan nasional yang menjalankan tugas kepalangmerahan melalui Keputusan Presiden No 246 tahun 1963.

Organisasi

Palang Merah Indonesia (PMI) yang dibentuk pada tanggal 17 September 1945 telah aktif melakukan kegiatan pertolongan untuk korban pertempuran dan kemudian dengan pengambilan tawanan perang sekutu maupun jepang. Melihat hasil kerja tersebut, PMI mendapatkian pengakuan secara internasional pada tahun 1950 dan selanjutnya menjadi Anggota Federasi internasional dan palang merah se-dunia. Sebagai badan hokum, pemerintah Republik Indonesia mengesahkan keberadaan dan tugas PMI melalui Kepres No. 25 tahun 1959 dan diperkuat dengan kepres No. 264 tahun 1963.

Kini kepengurusan PMI tersebar di 27 Propinsi dan 306 cabang termasuk PMI Cabang Jombang yang telah terbentuk pada tanggal 6 Pebruari 1972. Adapun kenaggotaan PMI terbagi dalam klasifikasi anggota biasa, luar biasa, remaja dan anggota kehormatan.

Palang Merah Indonesia (PMI) adalah sebuah organisasi perhimpunan nasional di Indonesia yang bergerak dalam bidang sosial kemanusiaan. PMI selalu berpegang teguh pada tujuh prinsip dasar Gerakan Internasional Palang Merah dan Bulan sabit merah yaitu kemanusiaan, kesamaan, kesukarelaan, kemandirian, kesatuan, kenetralan, dan kesemestaan. Sampai saat ini PMI telah berada di 33 PMI Daerah (tingkat provinsi) dan sekitar 408 PMI Cabang (tingkat kota/kabupaten) di seluruh indonesia

Palang Merah Indonesia tidak berpihak pada golongan politik, ras, suku ataupun agama tertentu. Palang Merah Indonesia dalam pelaksanaannya juga tidak melakukan pembedaan tetapi mengutamakan objek korban yang paling membutuhkan pertolongan segera untuk keselamatan jiwanya.

Tujuan PMI

Meringankan penderitaan sesame apapun sebabnya, yang tidak membedakan golongan, bangsa, kulit, jenis kelamin, agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Kemanusiaan dan Kerelawanan

Dalam berbagai kegiatan PMI komitmen terhadap kemanusiaan seperti Strategi 2010 berisi tentang memperbaiki hajat hidup masyarakat rentan melalui promosi prinsip nilai kemanusiaan, penanggulangan bencana, kesiapsiagaan penanggulangan bencana, kesehatan dan perawatan di masyarakat, Deklarasi Hanoi (United for Action) berisi penanganan program pada isu-isu penanggulangan bencana, penanggulangan wabah penyakit, remaja dan manula, kemitraan dengan pemerintah, organisasi dan manajemen kapasitas sumber daya serta humas dan promosi, maupun Plan of Action merupakan keputusan dari Konferensi Palang Merah dan Bulan Sabit Merah ke-27 di Jenewa Swiss tahun 1999.

Dalam konferensi tersebut Pemerintah Indonesia dan PMI sebagai peserta menyatakan ikrar di bidang kemanusiaan. Hal ini sangat sejalan dengan tugas pokok PMI adalah membantu pemerintah Indonesia di bidang sosial kemanusiaan terutama tugas-tugas kepalangmerahan yang meliputi: Kesiapsiagaan Bantuan dan Penanggulangan Bencana, Pelatihan Pertolongan Pertama untuk Sukarelawan, Pelayanan Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat, Pelayanan Transfusi Darah.

Kinerja PMI dibidang kemanusiaan dan kerelawanan mulai dari tahun 1945 sampai dengan saat ini antara lain sebagai berikut:

  1. Membantu saat terjadi peperangan/konflik. Tugas kemanusiaan yang dilakukan PMI pada masa perang kemerdekaan RI, saat pemberontakan RMS, peristiwa Aru, saat gerakan koreksi daerah melalui PRRI di Sumbar, saat Trikora di Irian Jaya, Timor Timur dengan operasi kemanusiaan di Dilli, pengungsi di Pulau Galang.
  2. Membantu korban bencana alam. Ketika gempa terjadi di Pulau Bali (1976), membantu korban gempa bumi (6,8 skala Richter) di Kabupaten Jayawijaya, bencana Gunung Galunggung (1982), Gempa di Liwa-Lampung Barat dan Tsunami di Banyuwangi (1994), gempa di Bengkulu dengan 7,9 skala Richter (1999), konflik horizontal di Poso-Sulteng dan kerusuhan di Maluku Utara (2001), korban gempa di Banggai di Sulawesi Tengah (2002) dengan 6,5 skala Richter, serta membantu korban banjir di Lhokseumawe Aceh, Gorontalo, Nias, Jawa Barat, Tsunami di Nangroe Aceh Darussalam, Pantai Pangandaran, dan gempa bumi di DI Yogyakarta dan sebagian Jawa Tengah. Semua dilakukan jajaran PMI demi rasa kemanusiaan dan semangat kesukarelawanan yang tulus membantu para korban dengan berbagai kegiatan mulai dari pertolongan dan evakuasi, pencarian, pelayanan kesehatan dan tim medis, penyediaan dapur umum, rumah sakit lapangan, pemberian paket sembako, pakaian pantas pakai dan sebagainya.
  3. Transfusi darah dan kesehatan. Pada tahun 1978 PMI memberikan penghargaan Pin Emas untuk pertama kalinya kepada donor darah sukarela sebanyak 75 kali. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1980 telah diatur tentang tugas dan peran PMI dalam pelayanan transfusi darah. Keberadaan Unit Transfusi Darah PMI diakui telah banyak memberikan manfaat dan pertolongan bagi para pasien/penderita sakit yang sangat membutuhkan darah. Ribuan atau bahkan jutaan orang terselamatkan jiwanya berkat pertolongan Unit Transfusi Darah PMI. Demikian pula halnya dengan pelayanan kesehatan, hampir di setiap PMI di berbagai daerah memiliki poliklinik secara lengkap guna memberikan pelayanan kepada masyarakat secara murah.

Basis Masyarakat

Guna mengantisipasi berbagai kemungkinan yang terjadi pada saat-saat yang akan datang saat ini PMI tengah mengembangkan Program Community Based Disarter Preparedness (Kesiapsiagaan Bencana Berbasis Masyarakat). Program ini dimaksudkan mendorong pemberdayaan kapasitas masyarakat untuk menyiagakan dalam mencegah serta mengurangi dampak dan risiko bencana yang terjadi di lingkungannya. Hal ini sangat penting karena masyarakat sebagai pihak yang secara langsung terkena dampak bila terjadi bencana.

Selain itu di Palang Merah Indonesia juga marak di selenggarakan pelatihan untuk Pertolongan Pertama Berbasis Masyarakat (Community Based First Aid/ CBFA)

Pada dasarnya seluruh gerakan kepalangmerahan haruslah berbasis masyarakat, ujung tombak gerakan kepalangmerahan adalah unsur unsur kesukarelaan seperti Korps Sukarela atau KSR maupun Tenaga Sukarela atau TSR dan seluruh unsur ini selalu berbasis pada anggota masyarakat sesuai salah satu prinsip kepalangmerahan yaitu kesemestaan

7 Prinsip Dasar Gerakan Palang Merah Internasional dan Bulan Sabit Merah Internasional

  1. Kemanusiaan (humanity)
  2. Kesamaan (impartiality)
  3. Kenetralan (neutrality)
  4. Kemandirian (independence)
  5. Kesukarelaan (voluntary service)
  6. Kesatuan (unity)
  7. Kesemestaan (universality)

Lambang PMI

PMI menggunakan lambang Palang Merah diatas dasar putih sebagai tanda perlindungan sesuai dengan ketentuan Palang Merah Internasional. Lambang PMI sebagai anggota Palang Merah Internasional adalah Palang Merah diatas dasar warna putih. Lambang PMI sebagai Perhimpunan Nasional adalah diatas dasar dilingkari bunga melati berkelopak lima.

Hubungan PMI dengan Palang Merah Internasional

Setelah Pemerintah RI mengeluarkan keputusan No. 25 tahun 1950 tanggal 16 januari 1950, selanjutnya PMI secara resmi diterima sebagai anggota Palang Merah Internasional yang bermarkas di Jenewa Swiss (ICRC). Dan pada tanggal 15 oktober masuk sebagai anggota ke VIII Liga Perhimpunan Palang Merah. Oleh karena itu, sebagai konsekuensi PMI harus ikut melaksanakan dan mentaati isi dari konvensi Jenewa. Termasuk di dalamnya terkandung hokum perikemanusiaan Internasional (Humaniter Internsional Law). Dalam militer disebut Hukum Perang.

Ketentuan Dasar Hukum Perikemanusiaan Internasional

Ketentuan Internasional yang mengatur tentang pertolongan untuk korban perang/konflik bersenjata adalah tercantum dalam Konvensi Jenewa 1949 dan protocol tambahan 1977 serta konvensi Den Haag. Ketentuan yang secara pokok mengatur tentang hak dan kewajiban Negara, pasukan tempur, penduduk sipil dan organisasi kemanusiaan dalam aksi pertolongan dan perlindungan untuk korban perang itulah yang disebut Hukum Perikemanusiaan Internasional

KETENTUAN DASAR HPI sebagai berikut:
• Dilarang melakukan pembunuhan, penyiksaan, balas dendam, penyanderaan dan tidak lain yang merendahkan martabat terhadap korban perang maupun musuh yang sudah menyerah.
• Yang terluka dan sakit, tanpa perbedaan hendaknya dikumpulkan dan dirawat.
• Petugas medis/pertolongan pertama dan rohaniawan, rumah sakit peralatan dan sarana transportasi untuk pertolongan yang memakai lambang Palang Merah atau Bulan Sabit Merah harus dihormati dan dilindungi.
• Sasaran perang hanya boleh ditujukan kepada obyek militer semata. Harus ada perbedaan sasaran penduduk sipil dan segala fasilitas yang menunjang kehidupan vital umum dengan obyek militer. Kelestarian lingkungan hidup wajib dijaga. Ada batas dalam penggunaan metode maupun senjata perang yang dapat menimbulkan penderitaan atau kerugiaan yang tidak perlu/berlebihan.
• Peserta perang/kombatan yang menyerah/ditangkap harus diberikan perlindungan dan diperlakukan secara manusiawi. Ada jaminan fasilitas makanan, pakaian, kesempatan beribadah dan pelayanan kesehatan serta kesempatan berhubungan dengan anggota keluarganya. Peradilan tawanan perang dilakukan melalui prosedur hokum yang berlaku.
• Penduduk sipil di daerah penduduknya diupayakan dapat menjalankan kehidupan normal dan dilarang deportasi penduduk sipil.
• Pemerintah Indonesia telah meratifikasi Konvensi Jenewa 1949 pada tahun 1958 dalam UU No. 59. Sebagi konsekuensinya pemerintah harus menerapkan ketentuan tersebut dan menyebarluaskan pengetahuan diatas.

Dalam Keadaan Bencana alam, Perang, Konflik dll, PMI siap siaga dalam memberikan:
• Pertolongan Pertama pada kasusu trauma dan medis bersifat sementara sebelum dikirim ke Rumah Sakit. Dan Pertolongan Pertama berbasisi Masyarakat (CBFA).
• Perawatan Keluarga, yang merupakan perawatan ringan dan rutin sehari-hari seperti memandikan bayi, merawat manula dll.
• Mendirikan Perkampungan Darurat dilokasi yang aman dengan mendirikan tenda atau menempati rumah yang kosong guna menampung para pengungsi/korban.
• Menanggani proses pengungsian dari tempat kejadian ke tempat yang aman yaitu perkampungan darurat, baik korban yang sehat, sakit sampai korban yang meninggal.
• Mendirikan Dapur Umum dalam memberikan layanan kebutuhan makan para korban dengan 2 kali makan sehari selama minimal 2 minggu dan maximal 3 bulan.
• Selanjutnya dengan dibina PMI dilaksanakan Dapur Umum secara bersama-sama.
• Melayani pencarian keluarga yang hilang atau putus komunikasi, baik komunikasi keluar tempat kejadian maupun yang masuk ke tempat kejadiaan yang lebih singkatnya disebut layanan TMS ( Tracing and Mailing Service).
• Mengadakan konseling.
• Pelayanan donor darah dan permintaan darah melalui unit Transfusi darah PMI.
• Memberikan penyuluhan dalam bidang:
- Pendidikan Remaja Sebaya (PRS)
- Keterampilan Hidup (Life Skill)
- Penanggulangan HIV/ AIDS
- Sanitasi ( PHAST) dan CBFA

Persyaratan Menjadi Relawan PMI

PMR:
Keanggotaan terbuka bagi anggota remaja usia pada 7 – 20 tahun atau seusia SD, SMp, SMU/SMK yang kan terbagi dalam kelompok PMR Mula, PMR Madya dan PMR Wira. Pada umumnya kegiatan dikelola melalui sekolah, bekerjasama dengan Departemen Pendidikan Nasional.

KSR:
Keanggotaan terbuka untuk umum yang berusia 20 tahun ke atas, kegiatan KSR dikelola oleh kantor PMI Cabang. Sementara ini juga sedang berkembang keanggotaan KSR PMI dilingkup perguruan tinggi. Keanggotaan tergabung dalam kesatuan korps atau unit organisasi serta dilatih dengan berbagai ketrampilan seperti : Pertolongan pertama penyelenggaraan penampungan sementara, “ Tracing and mailing service” dan sebagainya.

TSR:
Keanggotaan terbuka untuk umum, kaum professional, yang secara sukarela meluangkan/menyumbangkan tenaga, waktu, pikiran atau keahlian/ketrampilan khusus yang dimilikinya untuk membantu pengembangan perhimpunan PMI. Keanggotaan TSR dapat dikelola oleh markas pusat, daerah maupun markas cabang PMI.

DDS:
(Donor Darah Sukarela) terdiri dari masyarakat umum berusia 17 – 60 tahun dan berbadan sehat. Untuk menyumbangkan darahnya pendonor dapat mendatangi kantor unit tranfusi darah cabang PMI dan mendaftarkan diri serta diperiksa sesuai prosedur sebelum pengambilan darah. Untuk organisasi, lembaga, instansi dapat mengadakan donor secara missal, yang pelaksanaannya mengundang petugas unit transfuse darah PMI Cabang Jombang. Kenaggotaan donor darah sukarela diatur dan dikoordinir oleh persatuan donor darah Indonesia .

Kebijaksanaan Pmi Dalam Penanggulangan Korban Bencana

1. Kesiapsiagaan.
Bahwa bencana pada umumnya sukar atau tidak dapat diketahui kapan dan dimana akan terjadi, namun manusia hanya mampu meperkirakan bencana akan terjadi.

Oleh karena itu PMI harus selalu siap siaga mengingat pertolongan dan bantuan harus diberikan secara cepat dan tepat. Untuk mewujudkan suatu kesiapsiagaan PMI, memerlukan.
• Kerjasama dengan Instansi terkait.
• Tenaga pelaksana yang siap kerja, terlatih dan berpengalaman di bidang bencana.
• Perencanaan yang baik dan matang.
• Koordinasi organisasi di semua tingkat.
• Logistik dan dana yang memadai.
• Garis komando yang tepat.
• Penilaian dan pelaporan.

Kesukarelaan
Sesuai prinsip palang merah, maka bantuan PMI dalam penanggulangan bencana dilakukan oleh tenaga sukarela. Untuk itu PMI cabang harus memiliki tenaga sukiarela dalam jumlah yang cukup dengan kualitas yang memadai.

Kesiagaan PMI
Di dalam suasana damai dimana tidak terjadi perang atau bencana, maka PMI sebagai organisasi pertolongan dan bantuan komunikasi wajib memelihara kesiagaan tenaga dan dana:


Kesiagaan Tenaga
Tenaga tersebut adalah KSR dan TSR PMI.

Korps Sukarela (KSR SATGANA telah melaksanakan tugas membantu masyarakat pengungsi banjir dengan mendirikan DU (Dapur Umum) dan mendistribusikan bahan bantuan kepada para korban bencana banjir dan pada waktu lainnya juga menyerahkan bantuan pada pengungsi Sampit dan Aceh. Tenaga sukarela (TSR) PMI perlu dibentuk berupa perorangan-perorangan yang terdaftar dan siap ditugaskan ke Lapangan apabila diperlukan.

Kesiagaan Dana

Dana Operasional sangat penting untuk disiagakan. Oleh karena itu dana yang terkumpul dari sumbangan masyarakat harus dimasukkan ke dalam pos dana pertolongan/bantuan tertentu pada setiap neraca anggaran, dan dipertanggungjawaban kepada masyarakat penyumbang dana.

Koordinasi.
Koordinasi ini akan nyata dalam pengembangan rencana penanggulangan terpadu di bawah koordinasi Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana ( SATLAK PB), dimana wakil PMI akan mengadakan integrasi kemampuan nyata dan sinkronisasi upaya sesuai tugas pokok PMI.

PMI perlu dibentuk dalam suatu tingkatan kepengurusan berupa satuan yang terorganisasi, yang memiliki dedikasi kemanusiaan yang tinggi dan kekuatan serta ketrampilan teknis dalam kegiatan pertolongan dan bantuan dana yang setiap saat dapat digerakkan untuk melakukan tugas di lapangan. Untuk mengantisipasi daerah rawanbanjir, PMI cabang Jombang telah membentuk dan melatih tim SATGANA ( Satuan Penanggulangan Bencana) sebanyak 45 orang. Yang personilnya dari tenaga KSR dan TSR Ranting.


date Rabu, 28 Oktober 2009